Selasa, 02 November 2010

Meminta Pertolongan Kepada Selain Allah (kasyfu subuhat bab 12)


كشف الشبهات
 لشيخ الإسلام محمد بن عبدالوهاب رحمه الله
Menyingkap Kebatilan Argumen Penentang Tauhid
 Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab


شبكة مشكاة الإسلامية



Syubhat lain yang dimiliki orang-orang musyrik adalah kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam tatkala dilempar ke dalam api, Malaikat Jibril ‘Alaihissalam menghalanginya di udara. Lalu, Jibril bertanya kepada Ibrahim ‘Alaihissalam,
ألك حاجة؟
“Apakah kamu butuh sesuatu?" Maka Ibrahim ‘Alaihissalam menjawab,
أما إليك فلا
“Kepadamu saya sama sekali tidak butuh”. Lantas mereka (orang-orang musyrik) mengatakan: "Kalau istighatsah itu syirik tentu Jibril tidak akan menawarkan pertolongannya kepada Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam."
Sebagai jawabannya ialah: Sesungguhnya hal ini termasuk jenis syubhat sebelumnya. Sebab, sesungguhnya malaikat Jibril ‘Alaihissalam telah menawarkan kepada Ibrahim ‘Alaihissalam untuk memberi pertolongan kepadanya dalam hal yang Jibril ‘Alaihissalam mampu melaksanakan hal itu. Karena sesungguhnya malaikat Jibril ‘Alaihissalam seperti yang difirmankan Allah tentang diri Jibril ‘Alaihissalam:
شَدِيدُ الْقُوَى
“Yang sangat kuat.” (An Najm: 5)
Maka, jika diizinkan untuk mengambil api dan apa yang ada di sekitar api itu lalu ia lemparkan ke ufuk timur atau barat niscaya akan ia kerjakan. Jika Allah memerintahkannya untuk meletakkan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam di tempat yang jauh dari mereka, niscaya ia dapat melakukannya. Dan jika Allah memerintahkannya untuk mengangkat Ibrahim ‘Alaihissalam ke langit, niscaya ia dapat melakukannya.
Hal ini tak beda seperti seorang lelaki kaya-raya sedang melihat orang yang membutuhkan. Lantas ia menawarkan kepadanya untuk menghutanginya dan memberinya sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya. Tetapi, orang yang membutuhkannya itu tidak mau meminjam dan bahkan ia terus bersabar sampai Allah mendatangkan kepadanya rezeki yang ia tidak merasa tertumpangi jasa orang lain.
Betapa jauhnya perbedaan antara hal ini dengan istighatsah al-ibadah dan syirik, jika mereka benar-benar orang-orang yang mengerti [1].
____________
Footnote:
[1] Orang yang telah mati tidak akan mendengar do’a orang yang berdo’a kepada mereka dan tidak pula mendengar Istighatsah orang yang beristighatsah kepada mereka. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala:
إِنْ تَدْعُوهُمْ لا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ
Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu” (Al-Fatir: 14).
Maka para penyembah orang mati senantiasa dalam kesesatan, selagi mereka tetap berdo’a kepada orang-orang mati itu, karena ibadah mereka berlawanan dengann nash Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar