Senin, 10 Januari 2011

HIDUPKAN SUNNAH YANG TERASINGKAN! 1

Oleh: Abu Usamah a lKadiriy


Hidup pada zaman yang akhir adalah sebuah tantangan bagi seorang muslim.
Bagaimana tidak, kaum muslimin dituntut untuk selalu konsisten dengan
ajaran agama yang asli. Namun, di sisi lain, mereka harus menghadapi kenyataan
yang sangat tidak enak, yaitu zaman terasingnya sunnah persis seperti yang
telah disabdakan Rosululloh  semenjak lima belas abad yang lalu.

Hampir di setiap tempat, kaum muslimin yang konsisten dengan ajaran agamanya
merasa tertekan akibat keterasingan sunnah ini. Label, cap, atau julukan
yang jelek seakan sudah biasa disematkan pada mereka oleh orang umum. Bagi
mereka yang tidak tahan dengan tantangan ini mungkin akan putus di tengah
jalan dan kembali kepada kesesatan. Oleh karena itu, kami mencoba mengetengahkan
pembahasan ini di hadapan sidang pembaca sebagai motivator (pendorong)
dalam berpegang teguh di atas sunnah yang kian terasing ini. WallohulMuwaffiq.

Kabar dari Rosululloh  Seorang muslim hendaklah tenang dan tidak kaget menghadapi ujian ini karena
pada hakikatnya ia hanya sedang menjalani sunnatulloh yang sedang berlaku.
Lima belas abad yang lalu Sahabat Abu Huroiroh  menceritakan bahwa
Rosululloh  pernah bersabda:
بَدَأأ أْلإإِسْلَامُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأأ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan kelak ia akan kembali asing,
maka beruntunglah orangorang
yang asing.” (H.R. Muslim: 145)

Dalam riwayat yang lain Nabi  pernah mengatakan: “Akan datang suatu zaman
(yang pada saat itu) orang yang sabar di atas agamanya semisal orang memegang
bara.” (H.R. Tirmidzi: 2260, dishohihkan oleh Syaikh alAlbani dalam Silsilatul Ahadits ashShohihah: 957)

Siapa “Orang Asing” yang Dimaksudkan?

Setelah kita tahu bahwa di antara sifat orangorang yang beruntung adalah
asing dan berjumlah sedikit, lantas apakah setiap ada orang yang asing atau
tampil beda langsung kita masukkan ke dalam kategori hadits di atas? Tidak,
namun orang yang dimaksud dalam hadits ini adalah seperti apa yang telah
shohih diriwayatkan dari Rosululloh : “Kaum sholih yang berjumlah sedikit, di tengahtengah
komunitas (kumpulan) jelek yang mayoritas (banyak). Yang menentang
mereka lebih banyak daripada orang yang patuh.”2

Merekalah para penggenggam bara. Merekalah orang orang yang beruntung.
(Lihat Kasyful Kurbah: 1/316 dan Basho‘ir Dzawi Syarof kar. Syaikh Salim bin Id alHilali:
125)

MacamMacam Keterasingan
Ibnul Qoyyim  berkata: “Keterasingan terbagi menjadi tiga macam:

1. Keterasingan Ahlussunnah di antara semua manusia
Inilah keterasingan yang dipuji oleh Alloh dan RosulNya sebab Rosululloh  telah mengabarkan
hal ini dalam hadits beliau.

2. Keterasingan yang tercela
Yaitu asingnya kebatilan di antara pengikut kebenaran, walaupun mereka
mempunyai banyak pengikut namun mereka asing, tidak dikenal oleh penduduk
langit.

3. Keterasingan yang masuk di dalamnya muslim dan kafir, tidak terpuji juga
tak tercela.
Semisal asingnya seseorang yang jauh dari kampungnya. Semua orang yang
hidup di dunia ini adalah asing. Rosululloh  sendiri pernah mengatakan
di dalam hadits yang shohih3: ‘Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing
(pengembara)’.” (Madarijus Salikin: 3/203209—dengan ringkas)

Sebab itu, bergembiralah wahai saudaraku yang asing. Anda semua mungkin
asing di dunia ... namun ketahuilah, hakikatnya anda adalah orang yang terkenal
di langit!

Bukti Keterasingan
Dewasa ini, khususnya di negara kita, fenomena keterasingan sunnah sangat
tampak di mana mana.
Ada banyak contoh yang bisa kita dapati. Akan tetapi,
dalam lembar buletin yang terbatas ini kami cantumkan dua saja.

1. Masalah pakaian
Kaum wanita pada umumnya sudah tidak mengenal pakaian syar’i model
apakah yang seharusnya mereka gunakan. Ada yang keterlaluan membuka bagian
tubuh yang seharusnya tertutup kain. Tetapi anehnya, bila ada wanita yang
menutup seluruh tubuh dan wajahnya maka ia akan menjadi sasaran gunjingan
dan bahan obrolan. Pria juga tak mau kalah. Mereka kebablasan mengulurkan
celana hingga menutupi mata kaki sehingga apabila ada yang meninggikan celananya
di atas mata kaki saja langsung dicemooh sebagai orang yang kurang kain
saja. Keadaan yang serba terbalik ini sudah kita ketahui bersama.

2. Masalah jenggot bagi kaum lelaki
Banyak orang yang mengatakan bahwa orang yang berjenggot identik dengan
kejahatan, terorisme, atau seperti kambing. Tetapi tahukah kita bahwa memelihara
jenggot itu sendiri adalah perintah dan sunnah Rosululloh ?4

Jangan Bersedih, Ternyata Kita Tidak Sendiri!

Banyak orang yang konsisten di atas jalan sunnah merasa amat tertekan oleh
keterasingan ini. Pada akhirnya, mereka yang tidak kuat lantas kembali lagi kepada
keadaannya semula (jelek). Padahal kalau kita menengok sejarah, sungguh
akan dijumpai orang yang senasib sepenanggungan dengan kita. Lihatlah diri
Rosululloh , bagaimana awalnya beliau mendapat wahyu untuk mendakwahkan
agama Islam ini. Seperti apa reaksi kaumnya? Tidak lain, mereka langsung
berpaling, mengucilkan dan meninggalkan beliau sendiri serta menghinanya dengan
kata kata yang sangat kasar. Tahukah Anda tentang penderitaan Khobbab bin alArot
dan Bilal bin Robbah , dua orang mantan budak yang harus rela
mendapatkan berbagai siksaan dari majikannya yang masih musyrik demi mempertahankan
agama yang mereka berdua yakini kebenarannya? Dan ingatlah
kembali akhir kisah keluarga Yasir  yang syahid bersama istri demi memperjuangkan
agama ini.

Saudaraku, sungguh demi Alloh, jika kita melihat perjalanan orang semisal
mereka maka kita akan malu dan tahu bahwa masih ada orang yang lebih tertekan,
lebih menderita dan tersiksa daripada apa yang telah kita alami!

Bersabarlah, Ini Hanya Sementara
Saudaraku yang asing, bersabarlah atas keterasingan ini. Genggam erat terus
bara sunnah ini hingga dirimu tidak merasakan panasnya lagi. Mengapa demikian?
Ingatlah, kita hidup di dunia ini hanya sementara tidak selamanya. Oleh karena
itu, mari perhatikan bersamaku janji Alloh q bagi mereka yang memegang
bara sunnah ini dengan sangat erat dan mengacuhkan pandangan miring manusia
terhadapnya.

Rosululloh  bersabda: “Barang siapa yang menggadaikan keridhoan manusia
demi keridhoan Alloh, Alloh  akan meridhoinya dan membuat manusia
Ridho kepadanya. Namun, barang siapa yang menggadaikan keridhoan Alloh
dengan keridhoan manusia maka Alloh  akan murka kepadanya dan membuat
manusia murka atasnya.” (H.R. Ibnu Hibban: 276, dishohihkan oleh alAlbani dalam Syarah Aqidah Thohawiyyah: 268)

Seorang penyair pernah bersenandung:

Kesabaran memang pahit, seperti namanya
Namun hasil akhirnya lebih manis dari madu5

Wasiat dari Mereka yang Telah Pergi 
AlImam alFudhoil bin ’Iyadh—salah seorang tabi’in—berkata: “Tempuhlah
jalan petunjuk dan jangan terpengaruh dengan sedikitnya pengikut! Jauhi
jalan kehinaan dan janganlah tertipu dengan banyaknya orang yang celaka
(di dalamnya)!”6

Setelah kita mengetahui rasa keterasingan yang kita hadapi, yang harus dilakukan
adalah saling menyayangi. Sungguh benar apa yang dikatakan oleh alImam alHasan alBashri: “Wahai Ahlussunnah, berlemahlembutlah antara kalian. Sungguh saya melihat kalian ini adalah orang yang sangat sedikit.”7

Rasa keterasingan ini jangan malah ditambah dengan sikap yang kurang atau
bahkan tidak akrab terhadap saudara saudara kita. Ingat, mereka butuh teman.

Syaikh Ibnu Baz  menasihatkan: “Wajib atas seluruh kaum muslimin dan
muslimat di setiap tempat untuk selalu berpegang teguh dengan agama Alloh, bersabar di atasnya, serta tetap berusaha menggigitnya dengan gigi geraham.
Apalagi di zaman ini, zaman keterasingan Islam dan banyaknya musuh.”8

Saudaraku, sebelum mengakhiri tulisan ini saya akan menyampaikan kabar
gembira untuk Anda semua yang berpegang teguh dengan sunnah ini. Rosululloh bersabda9: “Sesungguhnya seseorang itu (kelak di akhirat) bersama orang yang
ia cintai.” Maka pilihlah kepada siapa hati Anda akan condong dan cinta! Wallohu
A’lam.

Maroji':

1 Untuk keterangan lebih lanjut bisa Anda lihat risalah alImam Ibnu Rojab alHanbali
v yang berjudul Kasyful Kurbah An Hali Ahlil Ghurbah, telah tercetak dalam kumpulan
risalah beliau. Edisi terjemah Indonesianya bisa Anda lihat pada buku yang ditulis oleh alUstadz
Armen Halim Naro v berjudul Temui Aku ... di Telaga!

2 AlImam alLalika‘i meriwayatkan dalam Ushul I’tiqod Ahlus Sunnah: 1/126 no. 173 dan
174 dengan sanad yang dho’if (lemah) namun hadits ini dikuatkan oleh riwayat alImam
Ahmad dalam Musnad no. 1604 dari jalan Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqosh  dengan
derajat shohih. (Lihat Basho‘ir Dzawi Syarof: 125)

3 H.R. alBukhori: 6416 dari Sahabat Ibnu Umar 

4 Lihat H.R. alBukhori: 5892 dan Muslim: 259.

5 Lihat Madarijus Salikin: 2/165.

6 Lihat dalam Ma’alim Fid Dakwah asSalafiyyah: 98 kar. Dr. Musa anNashr

7 Kasyful Kurbah An Hali Ahlil Ghurbah dalam Majmu’ Rosa‘il Ibnu Rojab: 1/319

8 Lihat alAqolliyat alMuslimah:14 kar. Dr. Muhammad bin Abdulloh athThoyyar

9 H.R. alBukhori: 6171 dari Sahabat Anas bin Malik

Sumber: BULETIN AL FURQON TAHUN KE3 Volume 9 No. 4
Terbit: Muharrom 1430

Tidak ada komentar:

Posting Komentar