Oleh: Abu Fudhail, Nur Ihsan M.Idris, Lc
1. Definisi Hadits Maudhu’
Secara etimologi : maudhu berasal dari kata وضع yang mempunyai beberapa makna diantaranya
1. الحط ( merendahkan )
2. الإسقاط ( menjatuhkan )
3. الإختلا ق ( mengada-ngadakan )
4. الالصاق ( menyandarkan / menempelkan )
Makna bahasa ini terdapat pula dalam hadits maudhu karena
1 Rendah dalam kedudukannya.
2 Jatuh ( tidak bisa diambil dasar hukum ).
3 Diada-adakan oleh perawinya.
4 Disandarkan pada Muhammad shallallohu alaihi wa sallam sedang beliau tidak mengatakannya.
Sedang dalam istilah ilmu hadits: hadits maudhu adalah hadits yang
diada-adakan dan dipalsukan atas nama Rasulullah shallallohu alaihi wa
sallam secara sengaja atau kesalahan sebagian ulama mengkhususkan
hadits maudhu. pada dusta yang disengaja saja.
Hadits maudhu adalah hadits yang paling rendah kedudukannya.
2. Hukum Berdusta Atas Nama Nabi
Ulama sepakat bahwa sengaja berdusta atas nama Rasulullah shallallohu
alaihi wa sallam adalah salah satu dosa besar yang diancam pelakunya
dengan neraka karena adanya akibat buruk, bersabda Rasulullah
shallallohu alaihi wa sallam
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Barangsiapa berdusta atas saya dengan sengaja maka tempatnya di neraka
( Riwayat Bukhari- Muslim)
Hadits ini diriwayatkan oleh 98 shahabat termasuk 10 orang yang dikabarkan masuk surga.
3. Hukum Meriwayatkan hadits maudhu
Al-Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
Barangsiapa yang menceritakan dari saya satu perkataan yang disangka dusta maka dia adalah salah satu pendusta.
Jika ancaman ini bagi yang menduga dusta bagaimana kalau ia yakin bahwasanya ia dusta.
Maka ulama tidak membolehkan hadits dhaif termasuk palsu kecuali kalau
disertai oleh pemberitaan bahwa ia dhaif agar dijauhi hadits tersebut
dan waspada terhadap rawi yang dhaif atau pemalsu tersebut
4. Pembagian hadits Maudhu
Hadits mudhu ada 3 macam:
1. Perkataan itu berasal dari pemalsu yang disandarkan pada Rasulullah r
2. Perkataan itu dari ahli hikmah atau orang zuhud atau israiliyyat dan pemalsu yang menjadikannya hadits.
3. Perkataan yang tidak diinginkan rawi pemalsuannya , Cuma dia keliru.
Jenis ketiga ini masuk hadits maudhu apabila perawi mengetahuinya tapi membiarkannya
5.Sejarah Munculnya Pemalsuan Hadits
Ada beberapa waktu yang disebutkan peneliti dalam masalah ini:
a. Ahmad Amin dalam bukunya Fajrul Islam bahwa pemalsuan hadits terjadi
pada zaman Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam , pendapatnya ini
hanya dibangun atas persangkaan saja dan tidak berdasar sama sekali
b. Munculnya pemalsuan hadits bermula dari terjadinya fitnah pembunuhan
Utsman, fitnah Ali dan Muawiyah radhiyallohu anhum jami’andan
munculnya firqah setelah itu. Berkisar tahun 35 H – 60 H inilah
kesimpulan dari perkataan para peneliti hadits di zaman ini diantara nya
Dr Mustafa Siba’i, Dr Umar Fallatah ( salah seorang pengajar di Masjid
Nabawi), Dr Abdul Shomad ( Dosen Al-Hadits di Universitas Islam
Madinah)
6. Sebab-Sebab Munculnya Pemalsuan Hadits
a. Polemik politik
Dari sebab pembunuhan Utsman radhiyallohu anhu kemudian fitnah Ali
radhiyallohu anhu dan Mu’awiyah radhiyallohu anhu terpecahlah kaum
muslimin mennjadi tiga , kubu Ali radhiyallohu anhu, Kubu Mu’awiyah
radhiyallohu anhu, dan yang keluar yang memberontak pada Ali
radhiyallohu anhu.
Pada zaman mereka tidak terjadi pemalsuan hadits, setelah itulah muncul
orang-orang yang ta’asub (fanatik) pada golongan tertentu, dan yang
pertama kali mempeloporinya adalah Syiah, mereka membuat hadits palsu
tentang keutamaan Ali radhiyallohu anhu, kemudian kubu Mu’awiyah
radhiyallohu anhu berbuat demikian pula, memalsukan hadits mengenai Abu
Bakar, Umar,Utsman, dan Mu’awiyah radhiyallohu anhum jami’an.
Ada 2 metode yang dipakai Syiah dalam memalsukan hadits
A. Memalsukan hadits yang mendukung pendapat mereka seperti keutamaan
Ali radhiyallohu anhu, wasiat imamah (pengganti Rasulullah shallallohu
alaihi wasallam dan mut’ah
Contoh Imam Ibnu Hibban dalam kitabnya Al-Majruhin meriwayatkan dengan
sanadnya Kholid bin Ubaid Al Ataki dari Anas radhiyallohu anhu dari
Salman radhiyallohu anhu dari Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam
bahwasanya beliau berkata kepada Ali radhiyallohu anhu
هذا وصيي وموضع سري وخير من أترك بعدي
Inilah wasiatku tempat rahasiaku dan orang yang terbaik yang aku tinggalkan setelahku.
Ibnu Hibban berkata tentang Kholid bin Ubaid dia meriwatkan dari Anas
bin Malik radhiyallohu anhu nuskhoh ( kumpulan hadits yang palsu)
orang yang tidak mengenal hadits pun tahu kalau dia palsu (Majruhin 1:
279)
B Memalsukan hadits tentang keburukan musuhnya
contoh:
Imam Ibnu Adi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ubbad bin Ya’kub
Al-Hakam bin Sohir dari ‘Asim dari Dzar dari Abdullah radhiyallohu anhu
dari Rasulullah shallallohu alaihi wasallam berkata
إذا رأيتم معاوية على منبري فاقتلوه
Apabila kamu melihat Mua’wiyah di atas mimbarku maka bunuhlah ia.
Dalam sanad hadits ini ada dua orang rawi pendusta Ubbad bin Ya’kub dan Al-Hakam bin Sohir.
b. Zindik (munafik)
Karena penaklukan dari tentara kaum muslimin maka masuklah beberapa
orang yang menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keIslaman
7. Sebab Tersebarnya Hadits Palsu
a . Fanatisme kepada:
1. Pada khalifah dan pemimpin
2. Negeri
3. Bahasa
4. Mazhab
b. Tukang cerita
c Ar-Targiib wa Tarhib ( Anjuran berbuat baik dan larangan berbuat mungkar ) dari orang sholeh yang bodoh.
Contoh : Ibnu Mahdi bertanya kepada Maisaroh bin Abdi Rabbih pemalsu
hadits tentang fadhilah Al-Qur’an, dia berkata saya memalsukannya untuk
mengajak manusia membaca Al-Qur’an
d Tujuan dunia dan harta; seperti untuk melariskan dagangannya sehingga
membuta hadits-hadits yang menyebutkan keutamaan barang yang dijualnya
8. Metode Pemalsu dalam Memalsukan Hadits
1. Membuat hadits yang tidak punya asal
2. Memasukkan beberapa lafaz pada hadits shohih
3. Pencurian hadits
9. Metode Pemalsu Hadits dalam Menyebarkannya
a Memasukannya kedalam buku atau kumpulan hadits
b.membuat buku dalam hadits/kumpulan hadits
c.Berkeliling daerah menyebarkannya
10. Peran Ulama dalam Memberantas Pemalsuan Hadits
1. Memastikan keshahihan riwayat dengan beberapa cara
1.Bertanya dan memeriksa isnad ( para perawi hadits )
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad ibnu Sirin
seorang tabi’in (wafat 110 H) dia berkata Ahli hadits pada awal tidak
bertanya tentang isnad maka takkala pada fitnah, mereka berkata
سَمُّوا لَنَا رِجَالَكُمْ فَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ السُّنَّةِ
فَيُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ وَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ الْبِدَعِ فَلَا يُؤْخَذُ
حَدِيثُهُمْ
Sebutkan orang-orangmu (yang kamu ambil hadits darinya) kalau ia dari
Ahlus-Sunnah dia ambillah dan kalau ia ahli bid’ah ditinggalkannya
2.Bepergian mencari hadits
Imam Abu ‘Aliyah berkata kami telah mendengar dari shahabat Rasulullah
shallallohu alaihi wa sallam di Basrah tetapi kami tidak puas sampai
mendengar langsung dari mulut sahabat di Madinah maka kami safar ke sana
( Al-Khatib, Al Jami’ 2:224)
3. Penelitian dan penyeleksian dalam riwayat hadits, apakah hadits ini dikenal maka diambil dan jika tidak maka tidak diambil.
b. Menentukan daerah penyebaran hadits dhaif dan meninggalkan
meriwayatkan hadits dari mereka ini , secara asal terutama ahli iraq
(kuffah dan basrah) , namun dari ahli Iraq banyak pula ahli hadits
diantaranya Qatadah, Yahya bin Abi katsir dan Abu Ishak.
c. Mengumpulkan hadits palsu dan membongkar kepribadian pemalsu hadits
1. Hammad bin Zaid berkata: zindik munafik memalsukan kurang lebih 12.000 hadits.
2. Berkata Ibnu Mahdi saya memanggil Isa bin Maimun pemalsu hadits
karena riwayatnya dari Al-Qosim maka ia mengatakan saya tidak akan
mengulang
11. Hasil Peran Ulama dalam Memberantas Pemalsuan Hadits
1. Ilmu ruwah/ biografi setiap rawi
2. Ilmu jarh wa ‘tadil
3. Pemisahan hadits shohih dan selainnya.
4. Khusus hadits-hadits palsu disusunlah
a.Kumpulan rawi pemalsu hadits
b.Kumpulam hadits-hadits palsu dan kadangkala digabung dengan hadits dhaif lainnya
Diantara buku tersebut
1. Al Maudhu’at oleh Imam Ibnul Jauzi (wafat 597 H)
2. Al La’ali al Mashnu’ah fil Ahadits al Maudua’ah oleh Imam as-Suyuti (wafat 911 H)
3. Silsilah Al-Ahadits Al-Dhoifah wal Maudhu’ah oleh Syekh Muhammad
Nasiruddin Al Albany Rahimahumullah (wafat pada tahun 1420 H)
12. Kaidah Umum untuk Mengetahui Hadits Palsu.
a.Tanda pemalsuan pada isnad hadits
1. Pengakuan sang pemalsu.
2. Adanya dalil yang menujukkan pengakuan yang menunjukkan sang pemalsu
contoh seperti ditanya tentang waktu dan tempat bertemu syekh tapi
mustahil keduanya bertemu.
Imam Al-Khotib meriwayatkan dengan sanadnya dari Ismail bin ‘Ayyash
berkata saya pernah berada di Iraq kemudian saya didatangi ahli hadits
di kota itu dan berkata ada orang yang mengatakan bertemu dengan Kholid
bin Ma’dan maka saya mendatangi dan bertanya kapan anda mendengar dari
Khalid katanya tahun 113 H saya berkata engkau mengaku mendengar dari
Khalid setelah 7 tahun kematiannya. Kholid wafat tahun 106 H( al Khotib,
al-Jami’ 1.123).
3.Diketahui dari keadaan sang perowi
Seperti meriwayatkan tentang bid’ahnya
b.Tanda pemalsuan pada matan
1. Bertentangan dengan akal sehat yang tidak mengandung penafsiran yang lain atau kenyataan yang ada
1. Bertentangan dengan nash al-qur’an sunnah dan ijma yang jelas
Ibnu Jauzi dalam al-Maudu’at yang menyebutkan hadits
لَا يَدْخُلُ الْجَنةَ وَلَدُ الزنَا وَلَا وَالِده وَلَا وَلَدُ وَلَدِهِ
Tidak masuk surga anak zina, bapaknya dan cucunya
Apakah dosanya sebagai anak sehingga menghalangi ia masuk surga bukankah Allah I berfirman
وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى
“Tidaklah seorang berbuat dosa kecuali keburukannya kembali kepada
dirinyasendiri dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain (Al-An’am 164 )
1. Keganjilan lafaz dan bahasanya seperti hadits
من أكل من الطين واغتسل به فقد أكل لحم أبيه آدم واغتسل بدمه
Barangsiapa makan tanah dan mandi dengannya maka ia telah memakan daging
bapaknya Adam dan mandi dengan darahnya” ( Diriwayatkan oleh Ibnu
‘Adi dalam al Kamil 5:1837 ini hadits yang batil)
13 . Pengaruh dan Dampak Buruk Tersebarnya Hadits Palsu
Hadits-hadits palsu yang banyak beredar di tengah masyarakat kita
memberi dampak dan sangat buruk pada masyarakat Islam diantaranya:
1 Munculnya keyakinan-keyakinan yang sesat
2 Munculnya ibadah-ibadah yang bid’ah
3 Matinya sunnah.
Sumber: www.markazassunnah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar